Masalah lingkungan sudah menjadi permasalahan yang nampaknya tak pernah usai. Isu lingkungan sudah menjadi isu global. Isu pencemaran air limbah dan sampah, kurangnya air bersih, banjir, kekeringan dan penyakit semakin di dengar dan saksikan dampaknya. Tetapi upaya perbaikan seringkali kalah cepat dengan dampak yang terjadi. BahkanDSC_0305 kerugian ekonomi akibat air bersih dan sanitasi yang belum memadai (2,2% PDB), lebih besar dari kerugian akibat pencemaran udara (1,3%PDB) dan kerusakan lahan (0,13%PDB).
Foto: Pengukuhan Profesor Riset R.Pamekas untuk bidang tekonologi dan manajemen lingkungan |
Demikian, pernyataan Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto dalam pidato Orasi Pengukuhan Profesor Riset R.Pamekas untuk bidang tekonologi dan manajemen lingkungan, di Jakarta (03/04). Djoko juga menyatakan bahwa teknologi lingkungan yang dihasilkan Badan Litbang PU dengan para tenaga ahlinya sudah ada. “Namun yang sangat disayangkan teknologi itu belum diaplikasikan oleh para pelaksana pembangunan,” ujarnya.
Lingkungan yang sehat sudah barang tentu bisa menghasilkan generasi yang sehat. Perbaikan lingkungan tidak dapat dilakukan secara parsial namun harus komprehensif. Sehingga perlu penanganan yang menempatkan berbagai model Teknologi dan Manajemen Lingkungan (TdmL). Maka tidak heran kDSC_0247arena sanitasi dan air limbah yang kurang baik berdampak kepada timbulnya penyakit seperti diare.
Menghadapi hal ini, Pamekas mengusulkan untuk menyelesaikan masalah ini harus dilakukan penyehatan permukiman. Penyehatan tersebut tidak sekedar sanitasi, tetapi mencakup perbaikan bangunan dan lingkungan rumah maupun perumahan. Juga menyangkut perlindungan sumber sumber air baku untuk air bersih masyarakat dan peningkatan taman kota dan ruang terbuka hijau. Tak kalah penting yaitu peningkatan budaya daur ulang air limbah dan sampah menjadi energy terbarukan. “Hal ini harus dilakukan sinergi dan memanfaatkan IPTEK,” tegas Pamekas saat menyampaikan orasi ilmiahnya yang menjadi Profesor Riset ke 15 di Kementerian PU dan ke-427 se Indonesia.
Hal senada juga disampaikan oleh Djoko Kirmanto. Bahkan dirinya berharap agar program-program pembangunan infrastruktur PU dan Permukiman hendaknya menggunakan pendekatan wilayah dan daya dukung lingkungan. “Saya menyambut baik agar Program Pembangunan Prasarana Kota Terpadu (P3KT), Integrasi AMDAL kedalam siklus pembangunan Infrastruktur PU dan Manajemen Konstruksi berbasis Sistem Manajemen Mutu dan Sistem Manajemen Lingkungan, yang pernah dilakukan dihidupkan kembali,” kata Djoko. Partisipasi masyarakat agar lingkungan terjaga sehat perlu lebih ditingkatkan.
Sehingga, isu lingkungan yang sudah mendunia tidak hanya menjadi icon-icon semata, tetapi bisa diimplementasikan. Pendekatan TdML bisa menjadi masukan bagi penyempurnaan kebijakan nasional pada penyelenggaraan penyehatan kawasan permukiman. Maka, perhatikan lingkungan sejak sekarang.
Pada kesempatan ini disampaikan pula Surat Keputusan Kewenangan Penilaian Angka Kredit Penilaian Jabatan Fungsional Peneliti dan Perekayasa dari LIPI kepada Kementerian PU yang diterima oleh Menteri Pekerjaan Umum. Artinya, sejak saat ini, PU bisa melakukan penilaian atas peneliti dan perekyasa bidang infrastruktur PU.
sumber:litbang.pu.go.id